RSS

Si Adik Fimosis

Si Adik kami bawa ke DSA karena hampir 3 hari terakhir pipisnya jarang. Sehari bisa hanya 1 kali saja pipis. Dan saat pipis ujung penisnya menggelembung, mungkin karena air pipis mau tumpah tetapi lubangnya sangat kecil.
Sebenarnya sejak usia 4 bulan adik terlihat mengalami gejala sama, tetapi waktu itu masih bisa dirutinkan untuk ditarik kulit penisnya hingga terbuka dan dibersihkan kotoran yang menempel di daerah itu.
Waktu itupun sudah terlihat bahwa lubang pembuangannya cukup kecil, sehingga DSA sedikit melakukan penyiletan agar lubangnya menjadi lebih besar. Dan beliau berujar, jika sayang sama anak proses pembersihan ini harus sedikit dipaksakan.
Dan si mama rajin melakukan pembersihan kulit untuk si adik sehingga terus lancar pipisnya.
Berikutnya dengan bertambah usia si bayi mulai melawan jika dibersihkan di bagian kulit tersebut. Hasilnya terjadilah penumpukan kotoran yang menyebabkan lubang kembali menyempit.

Sebenarnya si Adik belum ada tanda-tanda panas (demam) seperti gejala fimosis yang umum. Tetapi dari analisa kami berdua melihat pipis yang jarang dan ujung penis menggelembung saat pipis, kami menyimpulkan perlu dilakukan tindakan segera.
Maka kami membawa Adik ke DSA, (dan sayangnya kami mencoba DSA baru) dengan tujuan untuk mendapat rekomendasi dilakukan sirkumsisi.

Beginilah rumitnya alur sirkumsisi di rumah sakit besar.
1. Langkah pertama dari DSA, meyakinkan bahwa memang perlu dilakukan sirkumsisi. Tetapi DSA memerlukan hasil uji lab tentang ada atau tidaknya infeksi di saluran pipis. Sehingga hari pertama hanya mendapatkan surat pengantar untuk cek lab, dengan sampel mengumpulkan air seni Adik.
Padahal masya Allah, Adik sangat jarang pipis, bagaimana kami akan mengumpulkan pipisnya?

2. Alhamdulillah, pagi harinya Adik pipis dan kami pas siap sedang menunggu pipisnya. Maka sample ini segera kami bawa ke lab (tidak boleh lebih dari 1 jam) untuk dicek hasilnya.

3. Sore hari kami membawa hasil lab kembali ke DSA.
Hasilnya ya positif adik infeksi. DSA menyuruh kami menampung lagi sample pipis tetapi menggunakan wadah urine collector, untuk pengecekan lebih mendalam tentang infeksi di saluran pipis adik yang membutuhkan sample urine yang bersih.
Dan di titik ini saya mulai menegur DSA, yang mana duluan yang dilakukan? Sirkumsisi atau penyembuhan infeksi.
Dengan lugas DSA menjawab penyembuhan infeksi dulu baru sirkumsisi. Sementara hasil lab untuk pengambilan kedua ini memerlukan waktu 1 minggu pemeriksaan, belum nantinya penyembuhannya.
Artinya adik bakal dalam kondisi yang sama pipisnya dalam minimal 1-2 minggu ke depan.
Saya protes (dengan bijak :D) DSA dan apa bisa sirkumsisi dilakukan bebarengan dengan penyembuhan infeksi. Akhirnya DSA mau memberikan rekomendasi ke DSBA (Spesialis Bedah Anak)

4. Maka esoknya kami membawa ke DSBA untuk dilakukan pemeriksaan, dan hasilnya sudah jelas akan dilakukan sirkumsisi. Saat ditanya kapan mau diprogram sirkumsisi, kami mantap menjawab kapan dokter bisa. Dan kami diminta bertemu ke DS Anestesi untuk berkonsultasi.
Disepakati 2 hari kemudian adik akan dikhitan.

5. Selanjutnya adik diambil darah di laboratorium untuk mengetahui tidak ada anomali di pengukuran umum darah adik yang bisa mempengaruhi tindakan operasi.

6. Kami sedikit melupakan perlunya fase penyembuhan infeksi, salah satu sebabnya adalah susahnya menampung pipis adik di urine collector. Sekali kami dapatkan, tetapi sudah tidak hangat lagi, yang berarti kita tidak tahu pasti berapa lama dari dia pipis. Kami dapatkan sample kedua, tetapi dibarengi adik bab, sehingga keadaan urine collector tidak bersih.

Alasan yang utama, kami membenarkan omongan suster, yakni infeksi ini disebabkan karena fimosisnya, jadi jika sudah dilakukan khitan selain adik akan sembuh dari kesulitan pipis, dia juga akan menyembuhkan diri dari infeksi tersebut, karena kemampuan penyembuhan diri bayi sangat luar biasa. Sample pertama sempat saya bawa ke lab, tetapi karena tidak tahu waktu pipis, petugas lab menyarankan mengambil sample baru, karena sayang harga test yang kedua ini sangat mahal, kalo hasilnya salah karena sample yang salah, adik lah yang menanggung anti biotiknya
Kami mengurus keperluan administrasi untuk dilakukan tindakan operasi, mulai pemesanan kamar operasi, cara pembayaran dan konsultasi ke perawat ruang operasi. Hari yang melelahkan, kami menghabiskan waktu mulai pukul 18.00 hingga 21.00 di rumah sakit untuk keperluan ini.

7. Sore hari kami dijadwalkan konsultasi dengan dokter anestesi, dan mendapat penjelasan mengenai cara anestesi dan resikonya. Anestesi dilakukan dengan bius total, yakni membekap hidung dengan alat, dosisnya disesuaikan untuk lama sekitar 15-20 menit, sementara untuk daerah penis dilakukan bius lokal.

8. Adik sudah harus puasa mulai jam 12 siang, karena jadual sirkumsisi adalah jam 6 sore (puasa 6 jam). Makanya saat operasi molor, adik sudah sangat lapar dan perlu dijauhkan dengan mamanya supaya tidak minta minum (masih ASI)

9. Dan jam 1/2 7 akhirnya adik dioperasi, dimana kami berdoa supaya proses lancar dan tidak ada halangan. Jujur kami berpikir titik rawan operasi ini adalah di anestesi.

10. Kurang lebih 20 menit, adik sudah selesai disirkumsisi, dan DSBA mengatakan hasilnya bagus. Hanya memang adik menangis keras, merupakan reaksi normal peralihan dari tak sadar menjadi sadar. Kurang lebih 15 menit kemudian dia sudah bisa mengenali orang, dan waktunya dia untuk mendapat ASI ibunya karena sudah cukup lama dia berpuasa.

Alhamdulillah operasinya berjalan lancar. Saya sempat bertanya ke DSBA, perawatan pasca operasi, dan DSBA menjawab dibiarkan saja terbuka supaya luka cepat kering. Dan secara naluri, si bayi menjaga bagian yang sakit supaya tidak terluka lebih. Ini dia tunjukkan saat saya mencoba menggendongnya, dengan nalurinya dia mengangkat kakinya melindungi bagian yang luka. Hal ini juga ia tunjukkan saat bobo, dimana biasanya dia tidur muter tidak karuan, tetapi pasca operasi dia tidur dengan menutup bagian penisnya.

Memang dari alurnya sedikit panjang dan ribet. Silakan rekan-rekan mencoba melalui DSBA terlebih dahulu, maka anda akan diputar supaya semua jalur di atas dilewati. Rekan-rekan bisa hitung jumlah meja yang dilewati dan uang yang perlu dipersiapkan

0 komentar:

Posting Komentar

Maswa adalah seorang suami dengan satu istri dan dua anak yang lucu
 
Copyright 2009 Suami Ga Go Blog All rights reserved.
Blogger Templates created by Deluxe Templates
Wordpress Theme by EZwpthemes